Minggu, 24 Januari 2010

MODEL PENGEMBANGAN ORGANISASITahap Kegiatan dalam Model OD ?
1. menumbuhk kesadaran bhw perubhn perlu dilakukan
2. masuknya konsultan utk melakukan intervensi
3. menumbuhkan hub fungsional dg klien
4. melakukan intervensi dalam bentuk pengumpulan data
5. diagnosis masalah-masalah spesifik
6. intervensi dengan menggunakan teknik-teknik PO
7. memantau, melakukan evaluasi dan menetapkan perubahan
8. mengakhiri hub konsultan dg kliennya.

A. Kesadaran ttg Perlunya PerubahanBentuk kesadaran berupa :
a. persepsi bahwa organisasi perlu perbaikan.
b. pertumbuhan pesat organisasi.
c. Kemunduran organisasi.
d. Perubahan dalam bentuk, jenis dan intensitas persaingan,
e. Perubahan dalam peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan pemerintah,
f. Perubahan sosial
g. Perubahan politik negara di mana organisasi bergerak.

B. Masuknya Konsultan dan IntervensinyaPada titik masuknya konsultan, kepadanya harus diberikan jaminan bahwa ia mempunyai akses yang seluas-luasnya untuk memasuki semua bagian organisasi karena hanya dengan demikianlah ia akan mengenal organisasi secara tepat, termasuk memahami permasalahan yang diduga dihadapi oleh organisasi tersebut.

C. Pengembangan Hub Konsultan-KlienMencakup kerangka kerja konsultan, masa kerjanya, biaya yang harus dipikul oleh klien, hasil pekerjaan yang diharapkan dari konsultan, yang kesemuanya dimaksudkan untuk :
a. mencegah timbulnya konflik di kemudian hari.
b. Mempertegas apa yang diharapkan oleh satu pihak dari pihak yang lain,
c. Kesepakatan tentang cara penyelesaian perbedaan pendapat tentang semua segi hubungan kerja kedua belah pihak seandainya perbedaan pendapat itu timbul.

D. Pengumpulan Informasi
Konsultan dapat menggunakan berbagai cara dan teknik pengumpulan data seperti melalui wawancara dan penyebarluasan kuesioner. Contoh : Jika dalam suatu organisasi terjadi perpindahan pegawai.

E. Tahap DiagnosisKonsultan bersama kliennya menganalisis data yang telah terkumpul yang apabila dilakukan dengan tepat, akan menghasilkan identifikasi wilayah permasalahan dan menemukan hubungan kausal yang bersifat kritis. Diagnosis yang tepat sangat penting disoroti dari paling sedikit dua sudut pandang.
Pertama : Agar ditemukan sumber
Kedua : Diagnosis yang lemah, tidak tepat, dapat menjurus kearah perubahan yang harus dibayar dengan biaya tinggi.

F. Rencana Aksi, Strat & Teknik IntervBerbagai teknik PO dpt digunakan, seperti GKM, MBO, pengembangan tim, pengembangan hubungan intra kelompok dan antar kelompok.
Yang perlu diperhatikan bhw teknik apa yang digunakan, harus berkaitan langsung dengan situasi nyata dlm kehidupan sehari-hari organisasi klien. Fokus penerapannya bukan pada peningkatan kemampuan individual tetapi pada kerja sama antara individu, antar kelompok dan antar berbagai satuan kerja.

G. Pemantauan, Peninjauan Ulang dan Pemantapan Program Aksi
Memantau hasil yang dicapai dan memantapkan perubahan yang telah diperkenalkan. Berarti perlu dilakukan penilaian untuk melihat apakah strategi perubahan yang ditentukan dan dilaksanakan efektif atau tidak dalam mencapai sasaran yang diinginkan.

H. Pengakhiran Hub Konsultan-KlienSeorang konsultan dapat dikatakan sukses apabila ketergantungan kliennya kepadanya semakin berkurang. Klien yang dibantu harus semakin mampu mandiri dan memiliki kemampuanyang semakin besar melakukan perubahan tanpa bantuan pihak luar.
Kultur Organisasi
Setiap organisasi memiliki kultur yang khas.
Yang dimaksud dengan kultur organisasi ialah kesepakatan bersama tentang nilai yang dianut bersama dalam kehidupan organisasi dan mengikat semua orang dalam organisasi yang bersangkutan. Kultur organisasilah yang menentukan :
a. apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh para anggota organisasi;
b. batas-batas perilaku;
c. sifat dan bentuk pengendalian
d. gaya manajerial
UMPAN BALIK
UMPAN BALIK
ASPEK MANAJERIAL:
- Filosofi
- Sistem Nilai
- Tindakan
- Visi
ASPEK OPERASIONAL
- Bahasa
- Jargon
- Kebiasaan KULTUR
- Seremoni ORGANISASI
- Tindakan
- Perasaan
ASPEK ORGANISASI
- Strategi
- Struktur
- Sistem
- Teknologi
UMPAN BALIK
KETERANGAN GAMBAR
Pertama: kultur organisasi pada mulanya terbentuk berdasarkan filosofi yang dianut oleh (para) pendiri organisasi
Filosofi seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti orientasi hidupnya, latar belakang sosialnya, lingkungan di mana ia dibesarkan serta jenis dan tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuhnya.
Kedua: Berhasil tidaknya organisasi mempertahankan dan melanjutkan eksistensinya sangat tergantung pada tepat tidaknya strategi organisasi tersebut.
Ketiga: Pada gilirannya, strategi organisasi, ditambah dengan pertimbangan-pertimbangan lain seperti besaran organisasi, teknologi yang digunakan, sifat lingkungan, pandangan tentang pola pengambilan keputusan, sifat pekerjaan kesemuanya menentukan struktur organisasi yang tepat digunakan.
Keempat: Kebijaksanaan manajemen tentang bentuk dan jenis teknologi yang akan dimanfaatkan mempunyai arti penting dalam kultur organisasi.
Kelima: Aspek manajerial dan organisasional kultur organisasi ditumbuhkan dan dipelihara melalui proses sosialisasi.
MENGUBAH KULTUR ORGANISASI
Tantangan yang akan dihadapi oleh para manajer di masa depan adalah dalam memanaje perubahan.
Perubahan-perubahan tersebut dalam berbagai bentuk seperti peningkatan kreativitas, inovasi, visi tentang masa depan, pemanfaatan teknologi yang makin canggih, orientasi baru dalam interaksi dengan semua pihak yang berkepentingan, begitu mendasar sifatnya sehingga tidak ada pilihan lain kecuali mengubah kultur organisasi.
Gaya bekerja, karakteristik tertentu, cara-cara berperilaku,tradisi, etos, bahkan mitos dan filosofinya mungkin lebih ampuh dari sistem tertentu yang sifatnya formalistik.
Harus disadari bahwa kultur organisasi tidak timbul dan tumbuh dengan sendirinya, melainkan dengan sadar ditanamkan, ditumbuhkan, dipelihara dan dipertahankan melalui suatu strategi perubahan yang kompleks yang ditentukan dan diterapkan oleh pihak manajemen.
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.

Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi; cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang lambat; sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat; prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan; hambatan ideologis; dan pengaruh adat atau kebiasaan.